Selasa, 08 November 2011

Budaya Nusantara

1. Asal-usul Sendang Penganten
Jaman dahulu kala menurut kepercayaan masyarakat Dusun Mrayun, Desa Termas ada sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Pengging yang rajanya dikaruniai seorang putri cantik yang bernama Raden Ajeng Rusmiyati. Raden Ajeng Rusmiyati, karena kecantikannya yang konon begitu terkenal membuat raja dari beberapa kerajaan tetangga ingin menjodohkan putranya dengan Raden Ajeng Rusmiyati. Keadaan ini sontak membuat Raden Ajeng Rusmiyati kebingungan bagaimana cara menolak pinangan-pinangan itu. Karena, dengan banyaknya pinangan itu ia tak mungkin menerima semuanya, tapi di sisi lain jika ia harus menerima salah satu dan menolak yang lainnya tentu akan membuat pihak yang ditolak akan merasa terhina yang pada akhirnya akan memusuhi kerajaan ayahnya.
Di tengah kebingungan itu, musim kemarau panjang melanda wilayah kerajaan Pengging yang menyebabkan kekurangan pangan karena tanaman yang ditanam oleh penduduk mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air. Begitu juga dengan tanaman Raden Ajeng Rusmiyati yang berada dalam keputren, tanamannya layu dan hampir mati. Raja Pengging bingung bagaimana caranya menyelamatkan rakyat dari kekurangan pangan dan bisa menyelamatkan tanaman yang berada di dalam keputren. Karena kebingungan dengan keadaan ini akhirnya Raja memutuskan untuk mengadakan sayembara, barang siapa dapat menyelamatkan rakyat dari kekeringan dan menyirami tanamannya Raden Ajeng Rusmiyati, apabila wanita akan dijadikan saudara dan apabila laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya yaitu Raden Ajeng Rusmiyati.
Setelah beredarnya kabar sayembara itu akhirnya ada satu laki-laki yang bernama Joko Pangalasan yang menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan tugas itu. Joko Pengalasan sendiri sebenarnya adalah putra mahkota dari kerajaan Mataram Jogya yang beranama Kanjeng Gusti Ngrancang Kencono. Beliau dijuluki Joko Pangalasan karena sering pergi dari istana untuk belajar, menuntut ilmu, keluar masuk hutan, dan suka mengembala sapi.
Setelah tahu ada yang bisa melaksanakan sayembara, Raden Ajeng Rusmiyati menjadi bingung, karena akan dijodohkan dengan Joko Pangalasan. Raden Ajeng Rusmiyati yang tidak tahu dengan jati diri dari Joko Pengalasan menolak untuk dikawinkan dengan Joko Pengalasan yang dikenalnya hanya sebagai seorang penggembala sapi. Satu derajat yang dianggapnya begitu berbeda dengan dirinya yang seorang putrid keraton. Oleh karenanya kemudian Raden Ajeng Rusmiyati meminta supaya janji yang di ucapkan dalam sayembara itu dihapus. Tentu saja permintaan dari Raden Ajeng Rusmiyati itu membuat Raja pengging murka yang pada puncaknya mengusir putrinya pergi dari kerajaan, yang kemudian benar-benar diiyakan Raden Ajeng Rusmiyati dengan pergi dari kerajaan tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Mengetahui Raden Ajeng Rusmiyati pergi dari kerajaan, ibunya bingung karena kepergian putrinya tanpa berpamitan, arah dan tujuan tanpa diketahui oleh siapapun. Bingung bagaimana caranya supaya bisa menemukan putrinya, maka ratu Pengging mengadakan sayembara lagi yang isinya tak jauh berbeda dengan sayembara yang pernah dilaksanakan. Singkat cerita, ketika sedang mengembala sapi, tanpa sengaja Joko Pangalasan bertemu dengan Raden Ajeng Rusmiyati kemudian mau dibawa pulang kembali ke kerajaan Pengging. (more…)

Print this post

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Technorati Style Copyright by kebudayaan | Template by One-4-All | Made In Indonesia